Selasa, 27 Maret 2012

Kisah Burung Beo

     Konon, dipedalaman hutan yang lebat di Kalimantan, hiduplah seekor burung beo. Dia tinggal bersama burung yang lain. Dihutan itu burung beo menjadi sosok yang sangat ditakuti diantara burung lainnya. Pada suatu hari, burung beo bertemu dengan burung elang disebuah batu ditengah danau yang sejuk. "Hai makhluk asing! Apa yang membuat engkau berani hinggap dibatu yang sedang aku tempati?" seru burung beo dengan sombongnya. "Batu ini masih cukup luas untuk burung yang lain! Kenapa engkau menguasainya seorang diri?" jawab burung elang dengan sopan. "Oh rupanya kau burung yang tersesat! Kuberi tahu sesuatu, elang! Dihutan ini, akulah yang memiliki kemampuan dan keindahan tanpa tanding. Jadi, aku takkan sudi hinggap bersama burung yang berwarna jelek dan bersuara payah sepertimu!" burung beo menunjukan kesombongannya. "Benarkah? Apakah kau sehebat dan setangguh itu?" tanya burung elang dengan penasaran. "Tentu saja! Bahkan kau pun takkan mampu menandingi kehebatanku!". "Baiklah jika kau memang jagoan! Bagaimana kalau kita bertanding? Biar para penghuni hutan jadi jurinya" tantang burung elang kepada burung beo. "Baik aku setuju! Yang kalah harus mengakui kehebatan yang menang!" ujar burung beo kepada merpati.
     Keesokan harinya, perlombaan pun dimulai.Seluruh penghuni hutan menyaksikan perlombaan itu. Burung beo dengan kesombongan dan keangkuhannya telah menerima tantangan burung elang untuk adu ketangkasan dan adu kecepatan dalam hal terbang. Burung beo yang sombong itu tidak mengetahui bahwa lawannya kali ini adalah burung tercepat yang mampu melesat dan berhenti dengan seketika.
     Rute lomba telah disepakati. Kedua burung itu akan menyusuri hutan dan kemudian mengambil sebuah biji semangka yang telah diletakkan disebuah menara diluar hutan, ditengah pemukiman penduduk. "Kita akan sama- sama melihat kekalahan seekor burung dari daratan yang jauh ini!" ujar burung beo kepada warga hutan
     Perlombaan dimulai. Burung beo melesat dengan cepat. Namun kecepatannya masih lambat dibandingkan dengan burung elang yang tiba- tiba telah jauh melesat didepannya. Dengan seluruh kekuatannya, burung beo berhasil menyusul burung elang. Hal itu tidak berlangsung lama. Burung beo segera kehilangan tenaganya dan kembali tertinggal. Sementara itu burung elang membawa cadangan makanan yang memberinya tenaga bannyak. Burung elang berhasil sampai dimenara lebih dulu dan mengambil biji semangka itu. Burung beo menyusul kemudian dengan susah payah dan tampak kelelahan kehabisan tenaga. "Kesombongan tak terbukti pada lomba kali ini!" ujar burung elang. "Aku akan mengalahkanmu dalam perjalanan kembali kehutan!" umpat burung beo kepada elang. Burung elang hendak terbang menuju hutan, tetapi tiba- tiba dari arah bawah tampak penduduk desa beramai- ramai telah membawa jala dan jerat untuk menangkap si burung beo. Burung elang berteriak kepada burung beo untuk segera pergi. Saat itulah biji semangka yang dibawa elang jatuh ketanah. Burung beo tidak menyia- nyiakan kesempatan ini. Ia terus terbang dan terbeng tiba- tiba..... "Kena!" teriak seorang penduduk yang berhasil menangkap burung beo dengan jala. "Lihat! Pasti burung beo ini bagus ditempatkan disangkar dekat rumahku!" ujar penduduk yang berhasil menangkap burung beo.
     Burung elang hanya bisa menatap peristiwa tragis itu. Burung beo dengan bulu dan suaranya yang selalu ia sombongkan kini tinggal didalam sangkar rumah penduduk. Dia tidak lagi dapat meyombongkan dirinya dengan warna dan suaranya yang indah. Begitulah akhir dari kesombongan dan keserakahan si burung beo.

Senin, 26 Maret 2012

Semut dan Belalang

     Pada suatu hari, ada koloni semut yang sedang bekerja memcari makanan. Saat mereka sedang giat mencari makan, ada seekor belalang yang terlihat kelelahan datang kepada semut. Belalang itu berkata :"Wahai semut yang baik hati, bisakah engkau menolongku?"."Apakah yang bisa aku bantu?" tanya semut. "Jika boleh, apakah aku diizinkan tinggal sedikit lama disini?" jawab belalang. Semut berkata "Bloleh- boleh saja teman, ayo kutunjukkan tempat tinggal untukmu".
    Belalang sudah beberapa bulan tinggal ditempat semut dengan hanya makan, tidur dan memerinta. Lalu suatu hari semut berkata dengan sopan kepada belalang, "Teman! Apakah engkau sudah mememukan tempat tinggal untukmu?" lalu belalang berkata "Belum, mungkin beberapa hari lagi aku akan mencari" jawab belalang. Setelah beberapa hari kemudian, semut berkata lagi "Wahai belalang, apakah engkau sudah menemukan rumah untuk dirimu?" lalu belalang menjawab "Belum, nanti aku akan mencarinya!". Setelah beberapa minggu kemudian, semut berkata dengan agak marah, "Belalang! Kenapa setiap hari engkau hanya makan, minum, tidur dan memerintah saja! Saat itu kau bilang akan mencari tempat tinggal! Bukan kami tidak mau menerimamu tapi kami sudah lelah karena kelakuanmu! Jika kau sudah menemukan rumah, cepat pergi!". Lalu belalang menjawab, "Baiklah!". Lalu belalang pergi dengan hati yang gusar. Ia terus berkeliling dan mencari rumah yang cocok untuknya. Karena ia sudah terlalu lama tidak makan dan minum akhirnya ia mati. Tetapi ada seekor semut yang menemukannya sebelum ia mati dan belalang berkata "Tolong bawa aku kepada ketuamu" lalu semut itu membawanya kepada tuan mereka ternyata tuan itu adalah semut yang ia kenal dan belalang berkta kepada semut tersebut "Maafkan aku atas perbuatan yang telah kulakukan padamu! Tapi bolehkan belum mati aku meminta bantuanmu?" setelah melihat keadaan belalang, semut berkata "Apa itu?" dan belalang bicara "Aku minta dikuburkan dengan baik". Lalu semut memakamkannya sesuai dengan permintaan belalang, ia selau merewat dan membersihkan makan belalang yang telah berbuat jahat kepadanya.

Jumat, 23 Maret 2012

Pertengkaran

WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.
FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.
GOOGLE : Aku punya semuanya.
MOZILA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.
EXPLORER : Kan gue masih ada.
MOZILA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!
EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!
INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan ada!
FACEBOOK : Huuu, yang paling sering dikunjungi kan gue, jadi gue yang terbaik.
YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!
GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.
INTERNET : zzz... Udah tau gue yg paling hebat :p
KOMPUTER : Gua Paling dewa di sini.
PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya!
GENSET : tenang aja kan masih ada saya
PLN : diem lu
PERTAMINA : awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa lo
SOLAR CELL : tenang kan selama masih ada saya semuanya aman
Matahari : Ettt Gk gw sinarin diem lo
Air, Batubara, Petir : MASIH ADA GUA !!!
Bumi : Lo klo gk ada gw pasti gk bakal ada
Jagat raya: lo semua kalo gak ada gwe pasti kalian gak bakalan ada....
Tuhan: tanpa saya kalian semua tidak pernah ada

Kamis, 22 Maret 2012

Emas dan Batu


   Berkat kerja keras dan selalu menabung, petani itu akhirnya kaya raya. Karena tak ingin tetangganya tahu mengenai kekayaannya, seluruh tabungannya dibelikan emas dan dikuburnya emas itu di sebuah lubang di belakang rumahnya. Seminggu sekali digalinya lubang itu, dikeluarkan emasnya, dan diciuminya dengan penuh kebanggaan. Setelah puas, ia kembali mengubur emasnya.
   Pada suatu hari, seorang penjahat melihat perbuatan petani itu. Malam harinya, penjahat itu mencuri seluruh emas si petani.
   Esok harinya petani itu menangis meraung-raung sehingga seluruh tetangga mengetahui apa yang terjadi. Tak seorang tetangga pun tahu siapa yang mencuri emasnya. Jangankan soal pencurian, tentang lubang berisi emas itu saja mereka baru tahu hari itu. Kalau tidak ada pencurian, tak ada yang tahu bahwa petani itu memiliki emas yang dikubur di belakang rumahnya. Sebagian orang ikut bersedih atas pencurian itu, sebagian yang lain mengejek dan menganggap petani itu bodoh.
   “Salah sendiri menyimpan emas di rumah. Mengapa tidak dijual saja dan uangnya dipakai untuk membangun rumah. Biar rumahnya lebih bagus, tidak reot seperti sekarang. Itulah ganjaran orang kikir. Kalau dimintai sumbangan, selalu saja jawabannya tidak punya. Sekarang, rasakan sendiri!”
   Tetapi tak seorang pun yang berani terus terang mengejek atau mengumpat petani yang ditimpa kemalangan itu. Semua ejekan dan umpatan hanya diucapkan di antara sesama mereka saja, tidak di hadapan si petani. Hanya seorang lelaki tua miskin yang berani bersikap jujur kepada petani itu. Lelaki tua itu tinggal tak jauh dari rumah si petani.
   “Sudahlah, begini saja. Di lubang bekas emas itu kuburkanlah sebongkah batu atau apa saja dan berlakulah seperti sebelum kau kecurian.”. Mendengar itu, si petani itu marah.
   “Apa maksudmu? Kau mengejekku, ya? Yang hilang itu emas, bukan batu. Kau sungguh tetangga yang jahat. Kau memang orang miskin yang cuma bisa mengubur batu. Aku bisa mengubur emas atau apa saja semauku. Kini aku kehilangan emas dan kau enak saja menyuruhku mengubur batu. Kau pikir batu sama dengan emas?!”
   Suasana pun gaduh. Orang-orang melerai.Dengan tenang lelaki tua itu menjawab: “Apa bedanya emas dan batu? Kalau kau bisa mengubur emas, seharusnya kau juga bisa mengubur batu. Tahukah kau, dengan mengubur emas berarti kau telah menjadikan logam mulia itu sebagai barang yang tidak berharga. Lalu, apa salahnya kau mengubur batu dan berkhayal yang kau kubur itu adalah emas.”

Kucing yang Terlupakan


   Di sebuah perumahan, hiduplah seekor kucing berwarna hitam. Nama kucing itu Molly. Ia tinggal di rumah keluarga Jones. Molly selalu memburu dan memakan tikus-tikus yang suka mencuri makanan di dapur keluarga Jones.
Molly memang seekor kucing yang lucu dan menggemaskan. Matanya berwarna hijau dan kumisnya panjang berwarna putih. Ia suka mendengkur dan sangat senang bila tubuhnya dibelai.
   Namun, tidak seorang pun di keluarga Jones suka membelai Molly. Kedua anak di keluarga Jones kurang menyukai binatang, sedang nyonya Jones sering membentak Molly jika ia mengeong waktu nyonya Jones sedang memasak ikan.
   Di samping rumah keluarga Jones, hiduplah seorang anak bernama Billy. Billy adalah anak yang baik dan sangat menyayangi binatang. Karena itu ia juga sangat menyayangi Molly. Setiap sore Molly melompat dari pagar keluarga Jones untuk mencari Billy dan minta dibelai.   “Alangkah senangnya aku jika Molly ini kucingku,” kata Billy kepada ibunya. “Aku ingin memelihara kucing juga, bu!” Tetapi ibu Billy tidak ingin memelihara binatang di rumahnya, walaupun sebenarnya ia juga suka kepada Molly.
   Pada suatu hari kuarga Jones pergi ke luar kota. Saat hendak berangkat, anak-anak keluarga Jones berpamitan kepada Billy. Rupanya mereka hendak pergi berlibur selama sebulan. 
   Setelah memasukkan semua barang ke dalam taksi, keluarga Jones berangkat. “Molly pasti diajak juga,” pikir Billy. Namun ia keliru. Ia sangat terkejut saat melihat Molly masih ada di halaman rumah keluarga Jones. Billy lalu menceritakan hal itu kepada ibunya. “Pasti ada orang yang diberi tugas untuk merawat dan memberi makan Molly setiap hari,” kata ibu Billy. 
   Molly bertanya-tanya ke mana tuannya pergi. Setelah lama menunggu ia menggaruk-garuk pintu dapur dengan cakarnya berharap dibukakan pintu. Tetapi tampaknya tidak ada orang di dalam rumah. Molly lalu memeriksa kalau-kalau ada jendela yang terbuka sehingga ia bisa masuk, tapi ternyata semua jendela terkunci rapat. 
   Molly merasa kesepian. Tetapi ia berharap tuannya akan pulang nanti sore.Tetapi setelah lama menunggu tuannya tidak juga pulang. Molly mulai merasa kelaparan. Ia juga kedinginan karena harus tidur di luar. Walaupun bersembunyi di dalam semak-semak, ia tetap basah karena kehujanan. Molly mulai sakit. Dua hari telah berlalu. Karena kelaparan Molly memakan tulang kering yang ditemukannya dan juga daun-daun kering yang ada disekitar rumah. Penyakitnya juga semakin parah. Ia bersin-bersin dan lemas.
   Pada hari keempat Molly sudah menjadi sangat kurus. Ia bahkan hampir tidak bisa berjalan karena sangat lemah. Ia lalu teringat kepada Billy, anak yang tinggal di rumah sebelah. Siapa tahu Billy bisa memberinya makanan.
   Ia lalu berjalan pelan menuju rumah Billy. Saat melihat Molly, Billy hampir tidak mengenalinya lagi. “Astaga!, kaukah itu Molly?” seru Billy terkejut. Ia berlutut dan membelai Molly. “Oh kasihan, kau sangat kurus, pasti kau kelaparan. Apakah tidak ada orang yang diberi tugas untuk memberimu makan?” 
   Billy segera mengambilkan ikan dan susu untuk Molly. “Oh kasihan,” kata ibu Billy. Untuk sementara biar saja ia tidur di dapur kita.”
   Molly sangat senang. Setelah makan dengan lahap, ia lalu tidur dengan nyenyak di dapur ibu Billy. Billy bahkan memberinya tempat tidur dari kotak kayu. Billy juga membersihkan badannya yang kotor karena beberapa hari tidur di semak-semak.
   Malamnya, Molly benar-benar terkejut. Ternyata dapur ibu Billy banyak sekali tikusnya. Maka ia pun menangkap tikus-tikus itu, karena ia ingin membalas kebaikan Billy dan ibunya.Keesokan harinya ibu Billy terkejut karena melihat banyak sekali tikus yang telah ditangkap oleh Molly. Ibu Billy sangat senang. Molly pun menjadi semakin disayang di keluarga itu. 
   Sebulan kemudian, keluarga Jones pulang dari berlibur. Dengan berat hari Billy mengantar Molly pulang ke rumah keluarga Jones. Tapi, setiap diantar pulang, Molly selalu melarikan diri dan kembali ke rumah Billy. Molly tahu bahwa Billy dan ibunya sangat menyayanginya, tidak seperti keluarga Jones yang tega menelantarkannya. Karena keluarga Jones tidak terlalu memperdulikan Molly akhirnya mereka pun memberikan kucing itu kepada Billy.
   Akhirnya Molly pun tinggal bersama Billy dan ibunya. Ia sangat bahagia karena selalu disayang dan dibelai. Ibu Billy pun senang karena dapurnya menjadi bebas dari gangguan tikus.

Anjing yang Rakus


   Dahulu ada seekor anjing  mencuri sepotong  tulang yang besar di pasar. Ia berlari kencang sekali sehingga tidak terkejar si tukang daging. Ia berlari ke ladang sambil membawa tulang di mulutnya. Ia ingin makan semuanya sendirian.
   Anjing itu melewati sebuah sungai kecil. Ada sebuah jembatan sempit di atasnya. Ia berjalan di jembatan itu sambil melihat ke air. Ia melihat bayangannya sendiri di dalam air. Ia berpikir ada anjing lain dengan tulang di mulutnya. Anjing yang rakus itu berpikir tulang yang di mulut anjing itu lebih besar dari pada yang ia bawa.
   Ia meloncat ke air untuk merebut tulang yang lebih besar dari anjing yang ia lihat tadi. Ia meloncat dengan sangat kuat sehingga tulang di mulutnya terlepas. Ia mencari di mana-mana tetapi tidak menemukan anjing yang lain. Bayangan tadi telah hilang.
   Anjing yang bodoh itu pulang kelaparan dan kedinginan. Ia kehilangan tulang yang ia curi dari tukang daging dan tidak mendapatkan apa pun karena ia terlalu rakus.

Selasa, 20 Maret 2012

Tangisan Tengah Malam

     Pada malam hari di dekat pohon beringin yang besar, terlihat ada tiga orang pria yang berwajah menyeramkan sedang mengancam gadis yang tak berdaya. Pria- pria itu terlihat terus memukuli gadis itu.
Pria berwajah menyeramkan:"Cepat katakan dimana benda itu! Jika kau tidak meu memberi tau kau akan du bunuh!".
Gadis tak berdaya:"Sumpah! Aku tidak tau! Tolong ampuni aku....".
     Gadis itu tidak bisa berbuat apa- apa. Pria- pria itu terus memukuli gadis itu, ia hanya bisa menahan sakit. Setelah terlalu banyak pukulan- pukulan besi yang dihantamkan kepada gadis itu, ia pun meninggal dunia. Setelah korbannya terbunuh, pria- pria itu pun pergi dan mengubur mayat gadis itu didekat pohon tersebut.
     Beberapa tahun kemudian, tempat itu sedah menjadi kawasan perumahan yang cukup bagus untuk orang- orang kaya. Tetapi pohon itu tidak ditebang karena sudah terlalu besar. Disana sekarang ada orang baru yang membeli rumah dikawasan itu bernama Suwarno yang memiliki putri bernama Diana. Diana adalah anak yang selalu ceria. Tetapi belakangan ini sejak mereka pindah kerumah itu, Diana sering mimpi buruk dan juga wajahnya yang ceria berubah menjadi wajah yang muram. Setiap malam, Diana selau bermimpi buruk. Suatu hari, saat Diana hendak pergi tidut, tiba- tibaia membuka pintu rumah dan berlari ke arah pohon besar itu sambil berkata "Tolong ampuni aku! Tolong ampuni nyawaku! Jangan bunuh aku!". Diana terus saja mengatakan itu. Keesokan harinya, ayahnya Suwarno memanggil orang pintar untuk menyembuhkan Diana. Orang pintar itu lalu mengambil segelas air yang telah ia doa- doakan lalu disemburnya air itu ke wajah Diana. Tiba- tiba dari kepala Diana keluar asap berwarna putih yang menjelma menjadi Seorang wanita berbaju putih dan berambut panjang. Ia berkata "Tolong kuburkan jenazahku dengan layak. Tubuhku ada didekat pohon besar itu" ujar hantu tersebut. Setelah menyampaikan pesan, asap putih hilang begitu saja. Dan tiba- tiba Diana kembali seperti semula. Dan warga- warga menguburkan jenazah gadis itu dengan layak.