Konon, dipedalaman hutan yang lebat di Kalimantan, hiduplah seekor burung beo. Dia tinggal bersama burung yang lain. Dihutan itu burung beo menjadi sosok yang sangat ditakuti diantara burung lainnya. Pada suatu hari, burung beo bertemu dengan burung elang disebuah batu ditengah danau yang sejuk. "Hai makhluk asing! Apa yang membuat engkau berani hinggap dibatu yang sedang aku tempati?" seru burung beo dengan sombongnya. "Batu ini masih cukup luas untuk burung yang lain! Kenapa engkau menguasainya seorang diri?" jawab burung elang dengan sopan. "Oh rupanya kau burung yang tersesat! Kuberi tahu sesuatu, elang! Dihutan ini, akulah yang memiliki kemampuan dan keindahan tanpa tanding. Jadi, aku takkan sudi hinggap bersama burung yang berwarna jelek dan bersuara payah sepertimu!" burung beo menunjukan kesombongannya. "Benarkah? Apakah kau sehebat dan setangguh itu?" tanya burung elang dengan penasaran. "Tentu saja! Bahkan kau pun takkan mampu menandingi kehebatanku!". "Baiklah jika kau memang jagoan! Bagaimana kalau kita bertanding? Biar para penghuni hutan jadi jurinya" tantang burung elang kepada burung beo. "Baik aku setuju! Yang kalah harus mengakui kehebatan yang menang!" ujar burung beo kepada merpati.
Keesokan harinya, perlombaan pun dimulai.Seluruh penghuni hutan menyaksikan perlombaan itu. Burung beo dengan kesombongan dan keangkuhannya telah menerima tantangan burung elang untuk adu ketangkasan dan adu kecepatan dalam hal terbang. Burung beo yang sombong itu tidak mengetahui bahwa lawannya kali ini adalah burung tercepat yang mampu melesat dan berhenti dengan seketika.
Rute lomba telah disepakati. Kedua burung itu akan menyusuri hutan dan kemudian mengambil sebuah biji semangka yang telah diletakkan disebuah menara diluar hutan, ditengah pemukiman penduduk. "Kita akan sama- sama melihat kekalahan seekor burung dari daratan yang jauh ini!" ujar burung beo kepada warga hutan
Perlombaan dimulai. Burung beo melesat dengan cepat. Namun kecepatannya masih lambat dibandingkan dengan burung elang yang tiba- tiba telah jauh melesat didepannya. Dengan seluruh kekuatannya, burung beo berhasil menyusul burung elang. Hal itu tidak berlangsung lama. Burung beo segera kehilangan tenaganya dan kembali tertinggal. Sementara itu burung elang membawa cadangan makanan yang memberinya tenaga bannyak. Burung elang berhasil sampai dimenara lebih dulu dan mengambil biji semangka itu. Burung beo menyusul kemudian dengan susah payah dan tampak kelelahan kehabisan tenaga. "Kesombongan tak terbukti pada lomba kali ini!" ujar burung elang. "Aku akan mengalahkanmu dalam perjalanan kembali kehutan!" umpat burung beo kepada elang. Burung elang hendak terbang menuju hutan, tetapi tiba- tiba dari arah bawah tampak penduduk desa beramai- ramai telah membawa jala dan jerat untuk menangkap si burung beo. Burung elang berteriak kepada burung beo untuk segera pergi. Saat itulah biji semangka yang dibawa elang jatuh ketanah. Burung beo tidak menyia- nyiakan kesempatan ini. Ia terus terbang dan terbeng tiba- tiba..... "Kena!" teriak seorang penduduk yang berhasil menangkap burung beo dengan jala. "Lihat! Pasti burung beo ini bagus ditempatkan disangkar dekat rumahku!" ujar penduduk yang berhasil menangkap burung beo.
Burung elang hanya bisa menatap peristiwa tragis itu. Burung beo dengan bulu dan suaranya yang selalu ia sombongkan kini tinggal didalam sangkar rumah penduduk. Dia tidak lagi dapat meyombongkan dirinya dengan warna dan suaranya yang indah. Begitulah akhir dari kesombongan dan keserakahan si burung beo.
Macam- macam Cerita dan Dongeng
Selasa, 27 Maret 2012
Senin, 26 Maret 2012
Semut dan Belalang
Pada suatu hari, ada koloni semut yang sedang bekerja memcari makanan. Saat mereka sedang giat mencari makan, ada seekor belalang yang terlihat kelelahan datang kepada semut. Belalang itu berkata :"Wahai semut yang baik hati, bisakah engkau menolongku?"."Apakah yang bisa aku bantu?" tanya semut. "Jika boleh, apakah aku diizinkan tinggal sedikit lama disini?" jawab belalang. Semut berkata "Bloleh- boleh saja teman, ayo kutunjukkan tempat tinggal untukmu".
Belalang sudah beberapa bulan tinggal ditempat semut dengan hanya makan, tidur dan memerinta. Lalu suatu hari semut berkata dengan sopan kepada belalang, "Teman! Apakah engkau sudah mememukan tempat tinggal untukmu?" lalu belalang berkata "Belum, mungkin beberapa hari lagi aku akan mencari" jawab belalang. Setelah beberapa hari kemudian, semut berkata lagi "Wahai belalang, apakah engkau sudah menemukan rumah untuk dirimu?" lalu belalang menjawab "Belum, nanti aku akan mencarinya!". Setelah beberapa minggu kemudian, semut berkata dengan agak marah, "Belalang! Kenapa setiap hari engkau hanya makan, minum, tidur dan memerintah saja! Saat itu kau bilang akan mencari tempat tinggal! Bukan kami tidak mau menerimamu tapi kami sudah lelah karena kelakuanmu! Jika kau sudah menemukan rumah, cepat pergi!". Lalu belalang menjawab, "Baiklah!". Lalu belalang pergi dengan hati yang gusar. Ia terus berkeliling dan mencari rumah yang cocok untuknya. Karena ia sudah terlalu lama tidak makan dan minum akhirnya ia mati. Tetapi ada seekor semut yang menemukannya sebelum ia mati dan belalang berkata "Tolong bawa aku kepada ketuamu" lalu semut itu membawanya kepada tuan mereka ternyata tuan itu adalah semut yang ia kenal dan belalang berkta kepada semut tersebut "Maafkan aku atas perbuatan yang telah kulakukan padamu! Tapi bolehkan belum mati aku meminta bantuanmu?" setelah melihat keadaan belalang, semut berkata "Apa itu?" dan belalang bicara "Aku minta dikuburkan dengan baik". Lalu semut memakamkannya sesuai dengan permintaan belalang, ia selau merewat dan membersihkan makan belalang yang telah berbuat jahat kepadanya.
Belalang sudah beberapa bulan tinggal ditempat semut dengan hanya makan, tidur dan memerinta. Lalu suatu hari semut berkata dengan sopan kepada belalang, "Teman! Apakah engkau sudah mememukan tempat tinggal untukmu?" lalu belalang berkata "Belum, mungkin beberapa hari lagi aku akan mencari" jawab belalang. Setelah beberapa hari kemudian, semut berkata lagi "Wahai belalang, apakah engkau sudah menemukan rumah untuk dirimu?" lalu belalang menjawab "Belum, nanti aku akan mencarinya!". Setelah beberapa minggu kemudian, semut berkata dengan agak marah, "Belalang! Kenapa setiap hari engkau hanya makan, minum, tidur dan memerintah saja! Saat itu kau bilang akan mencari tempat tinggal! Bukan kami tidak mau menerimamu tapi kami sudah lelah karena kelakuanmu! Jika kau sudah menemukan rumah, cepat pergi!". Lalu belalang menjawab, "Baiklah!". Lalu belalang pergi dengan hati yang gusar. Ia terus berkeliling dan mencari rumah yang cocok untuknya. Karena ia sudah terlalu lama tidak makan dan minum akhirnya ia mati. Tetapi ada seekor semut yang menemukannya sebelum ia mati dan belalang berkata "Tolong bawa aku kepada ketuamu" lalu semut itu membawanya kepada tuan mereka ternyata tuan itu adalah semut yang ia kenal dan belalang berkta kepada semut tersebut "Maafkan aku atas perbuatan yang telah kulakukan padamu! Tapi bolehkan belum mati aku meminta bantuanmu?" setelah melihat keadaan belalang, semut berkata "Apa itu?" dan belalang bicara "Aku minta dikuburkan dengan baik". Lalu semut memakamkannya sesuai dengan permintaan belalang, ia selau merewat dan membersihkan makan belalang yang telah berbuat jahat kepadanya.
Jumat, 23 Maret 2012
Pertengkaran
WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.
FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.
GOOGLE : Aku punya semuanya.
MOZILA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.
EXPLORER : Kan gue masih ada.
MOZILA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!
EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!
INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan ada!
FACEBOOK : Huuu, yang paling sering dikunjungi kan gue, jadi gue yang terbaik.
YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!
GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.
INTERNET : zzz... Udah tau gue yg paling hebat :p
KOMPUTER : Gua Paling dewa di sini.
PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya!
GENSET : tenang aja kan masih ada saya
PLN : diem lu
PERTAMINA : awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa lo
SOLAR CELL : tenang kan selama masih ada saya semuanya aman
Matahari : Ettt Gk gw sinarin diem lo
Air, Batubara, Petir : MASIH ADA GUA !!!
Bumi : Lo klo gk ada gw pasti gk bakal ada
Jagat raya: lo semua kalo gak ada gwe pasti kalian gak bakalan ada....
Tuhan: tanpa saya kalian semua tidak pernah ada
Kamis, 22 Maret 2012
Emas dan Batu
Berkat kerja keras dan selalu menabung, petani itu akhirnya
kaya raya. Karena tak ingin tetangganya tahu mengenai kekayaannya, seluruh
tabungannya dibelikan emas dan dikuburnya emas itu di sebuah lubang di belakang
rumahnya. Seminggu sekali digalinya lubang itu, dikeluarkan emasnya, dan
diciuminya dengan penuh kebanggaan. Setelah puas, ia kembali mengubur emasnya.
Pada suatu
hari, seorang penjahat melihat perbuatan petani itu. Malam harinya, penjahat
itu mencuri seluruh emas si petani.
Esok harinya
petani itu menangis meraung-raung sehingga seluruh tetangga mengetahui apa yang
terjadi. Tak seorang tetangga pun tahu siapa yang mencuri emasnya. Jangankan
soal pencurian, tentang lubang berisi emas itu saja mereka baru tahu hari itu.
Kalau tidak ada pencurian, tak ada yang tahu bahwa petani itu memiliki emas
yang dikubur di belakang rumahnya. Sebagian orang ikut bersedih atas pencurian
itu, sebagian yang lain mengejek dan menganggap petani itu bodoh.
“Salah sendiri
menyimpan emas di rumah. Mengapa tidak dijual saja dan uangnya dipakai untuk
membangun rumah. Biar rumahnya lebih bagus, tidak reot seperti sekarang. Itulah
ganjaran orang kikir. Kalau dimintai sumbangan, selalu saja jawabannya tidak
punya. Sekarang, rasakan sendiri!”
Tetapi tak
seorang pun yang berani terus terang mengejek atau mengumpat petani yang
ditimpa kemalangan itu. Semua ejekan dan umpatan hanya diucapkan di antara
sesama mereka saja, tidak di hadapan si petani. Hanya seorang lelaki tua miskin
yang berani bersikap jujur kepada petani itu. Lelaki tua itu tinggal tak jauh
dari rumah si petani.
“Sudahlah,
begini saja. Di lubang bekas emas itu kuburkanlah sebongkah batu atau apa saja
dan berlakulah seperti sebelum kau kecurian.”. Mendengar
itu, si petani itu marah.
“Apa
maksudmu? Kau mengejekku, ya? Yang hilang itu emas, bukan batu. Kau sungguh
tetangga yang jahat. Kau memang orang miskin yang cuma bisa mengubur batu. Aku
bisa mengubur emas atau apa saja semauku. Kini aku kehilangan emas dan kau enak
saja menyuruhku mengubur batu. Kau pikir batu sama dengan emas?!”
Suasana pun
gaduh. Orang-orang melerai.Dengan
tenang lelaki tua itu menjawab: “Apa bedanya
emas dan batu? Kalau kau bisa mengubur emas, seharusnya kau juga bisa mengubur
batu. Tahukah kau, dengan mengubur emas berarti kau telah menjadikan logam
mulia itu sebagai barang yang tidak berharga. Lalu, apa salahnya kau mengubur
batu dan berkhayal yang kau kubur itu adalah emas.”
Kucing yang Terlupakan
Di sebuah perumahan, hiduplah seekor
kucing berwarna hitam. Nama kucing itu Molly. Ia tinggal di rumah keluarga
Jones. Molly selalu memburu dan memakan tikus-tikus yang suka mencuri makanan
di dapur keluarga Jones.
Molly memang seekor kucing yang lucu dan menggemaskan.
Matanya berwarna hijau dan kumisnya panjang berwarna putih. Ia suka mendengkur
dan sangat senang bila tubuhnya dibelai.
Namun, tidak seorang pun di keluarga Jones suka membelai
Molly. Kedua anak di keluarga Jones kurang menyukai binatang, sedang nyonya
Jones sering membentak Molly jika ia mengeong waktu nyonya Jones sedang memasak
ikan.
Di samping rumah keluarga Jones, hiduplah seorang anak
bernama Billy. Billy adalah anak yang baik dan sangat menyayangi binatang.
Karena itu ia juga sangat menyayangi Molly. Setiap sore Molly melompat dari
pagar keluarga Jones untuk mencari Billy dan minta dibelai. “Alangkah senangnya aku jika Molly ini
kucingku,” kata Billy kepada ibunya. “Aku ingin memelihara kucing juga, bu!”
Tetapi ibu Billy tidak ingin memelihara binatang di rumahnya, walaupun
sebenarnya ia juga suka kepada Molly.
Pada suatu hari kuarga Jones pergi ke luar kota. Saat hendak
berangkat, anak-anak keluarga Jones berpamitan kepada Billy. Rupanya mereka
hendak pergi berlibur selama sebulan.
Setelah memasukkan semua barang ke dalam taksi, keluarga
Jones berangkat. “Molly pasti diajak juga,” pikir Billy. Namun ia keliru. Ia
sangat terkejut saat melihat Molly masih ada di halaman rumah keluarga Jones.
Billy lalu menceritakan hal itu kepada ibunya. “Pasti ada orang yang diberi
tugas untuk merawat dan memberi makan Molly setiap hari,” kata ibu Billy.
Molly bertanya-tanya ke mana tuannya pergi. Setelah lama
menunggu ia menggaruk-garuk pintu dapur dengan cakarnya berharap dibukakan
pintu. Tetapi tampaknya tidak ada orang di dalam rumah. Molly lalu memeriksa
kalau-kalau ada jendela yang terbuka sehingga ia bisa masuk, tapi ternyata
semua jendela terkunci rapat.
Molly merasa kesepian. Tetapi ia berharap tuannya akan
pulang nanti sore.Tetapi setelah lama menunggu tuannya tidak juga pulang.
Molly mulai merasa kelaparan. Ia juga kedinginan karena harus tidur di luar.
Walaupun bersembunyi di dalam semak-semak, ia tetap basah karena kehujanan.
Molly mulai sakit. Dua hari telah berlalu. Karena kelaparan Molly memakan
tulang kering yang ditemukannya dan juga daun-daun kering yang ada disekitar
rumah. Penyakitnya juga semakin parah. Ia bersin-bersin dan lemas.
Pada hari keempat Molly sudah menjadi sangat kurus. Ia
bahkan hampir tidak bisa berjalan karena sangat lemah. Ia lalu teringat kepada
Billy, anak yang tinggal di rumah sebelah. Siapa tahu Billy bisa memberinya
makanan.
Ia lalu berjalan pelan menuju rumah Billy. Saat melihat
Molly, Billy hampir tidak mengenalinya lagi. “Astaga!, kaukah itu Molly?” seru
Billy terkejut. Ia berlutut dan membelai Molly. “Oh kasihan, kau sangat kurus,
pasti kau kelaparan. Apakah tidak ada orang yang diberi tugas untuk memberimu
makan?”
Billy segera mengambilkan ikan dan susu untuk Molly. “Oh
kasihan,” kata ibu Billy. Untuk sementara biar saja ia tidur di dapur kita.”
Molly sangat senang. Setelah makan dengan lahap, ia lalu
tidur dengan nyenyak di dapur ibu Billy. Billy bahkan memberinya tempat tidur
dari kotak kayu. Billy juga membersihkan badannya yang kotor karena beberapa
hari tidur di semak-semak.
Malamnya, Molly benar-benar terkejut. Ternyata dapur ibu
Billy banyak sekali tikusnya. Maka ia pun menangkap tikus-tikus itu, karena ia ingin
membalas kebaikan Billy dan ibunya.Keesokan harinya ibu Billy terkejut karena melihat banyak
sekali tikus yang telah ditangkap oleh Molly. Ibu Billy sangat senang. Molly
pun menjadi semakin disayang di keluarga itu.
Sebulan kemudian, keluarga Jones pulang dari berlibur.
Dengan berat hari Billy mengantar Molly pulang ke rumah keluarga Jones. Tapi,
setiap diantar pulang, Molly selalu melarikan diri dan kembali ke rumah Billy.
Molly tahu bahwa Billy dan ibunya sangat menyayanginya, tidak seperti keluarga
Jones yang tega menelantarkannya. Karena keluarga Jones tidak terlalu memperdulikan Molly
akhirnya mereka pun memberikan kucing itu kepada Billy.
Akhirnya Molly pun tinggal bersama Billy dan ibunya. Ia
sangat bahagia karena selalu disayang dan dibelai. Ibu Billy pun senang karena
dapurnya menjadi bebas dari gangguan tikus.
Anjing yang Rakus
Dahulu ada seekor anjing
mencuri sepotong tulang yang besar
di pasar. Ia berlari kencang sekali sehingga tidak terkejar si tukang daging.
Ia berlari ke ladang sambil membawa tulang di mulutnya. Ia ingin makan
semuanya sendirian.
Anjing itu melewati sebuah sungai kecil. Ada sebuah jembatan
sempit di atasnya. Ia berjalan di jembatan itu sambil melihat ke air. Ia
melihat bayangannya sendiri di dalam air. Ia berpikir ada anjing lain dengan
tulang di mulutnya. Anjing yang rakus itu berpikir tulang yang di mulut anjing
itu lebih besar dari pada yang ia bawa.
Ia meloncat ke air untuk merebut tulang yang lebih besar
dari anjing yang ia lihat tadi. Ia meloncat dengan sangat kuat sehingga tulang
di mulutnya terlepas. Ia mencari di mana-mana tetapi tidak menemukan anjing
yang lain. Bayangan tadi telah hilang.
Anjing yang bodoh itu pulang kelaparan dan kedinginan. Ia
kehilangan tulang yang ia curi dari tukang daging dan tidak mendapatkan apa pun
karena ia terlalu rakus.
Selasa, 20 Maret 2012
Tangisan Tengah Malam
Pada malam hari di dekat pohon beringin yang besar, terlihat ada tiga orang pria yang berwajah menyeramkan sedang mengancam gadis yang tak berdaya. Pria- pria itu terlihat terus memukuli gadis itu.
Pria berwajah menyeramkan:"Cepat katakan dimana benda itu! Jika kau tidak meu memberi tau kau akan du bunuh!".
Gadis tak berdaya:"Sumpah! Aku tidak tau! Tolong ampuni aku....".
Gadis itu tidak bisa berbuat apa- apa. Pria- pria itu terus memukuli gadis itu, ia hanya bisa menahan sakit. Setelah terlalu banyak pukulan- pukulan besi yang dihantamkan kepada gadis itu, ia pun meninggal dunia. Setelah korbannya terbunuh, pria- pria itu pun pergi dan mengubur mayat gadis itu didekat pohon tersebut.
Beberapa tahun kemudian, tempat itu sedah menjadi kawasan perumahan yang cukup bagus untuk orang- orang kaya. Tetapi pohon itu tidak ditebang karena sudah terlalu besar. Disana sekarang ada orang baru yang membeli rumah dikawasan itu bernama Suwarno yang memiliki putri bernama Diana. Diana adalah anak yang selalu ceria. Tetapi belakangan ini sejak mereka pindah kerumah itu, Diana sering mimpi buruk dan juga wajahnya yang ceria berubah menjadi wajah yang muram. Setiap malam, Diana selau bermimpi buruk. Suatu hari, saat Diana hendak pergi tidut, tiba- tibaia membuka pintu rumah dan berlari ke arah pohon besar itu sambil berkata "Tolong ampuni aku! Tolong ampuni nyawaku! Jangan bunuh aku!". Diana terus saja mengatakan itu. Keesokan harinya, ayahnya Suwarno memanggil orang pintar untuk menyembuhkan Diana. Orang pintar itu lalu mengambil segelas air yang telah ia doa- doakan lalu disemburnya air itu ke wajah Diana. Tiba- tiba dari kepala Diana keluar asap berwarna putih yang menjelma menjadi Seorang wanita berbaju putih dan berambut panjang. Ia berkata "Tolong kuburkan jenazahku dengan layak. Tubuhku ada didekat pohon besar itu" ujar hantu tersebut. Setelah menyampaikan pesan, asap putih hilang begitu saja. Dan tiba- tiba Diana kembali seperti semula. Dan warga- warga menguburkan jenazah gadis itu dengan layak.
Pria berwajah menyeramkan:"Cepat katakan dimana benda itu! Jika kau tidak meu memberi tau kau akan du bunuh!".
Gadis tak berdaya:"Sumpah! Aku tidak tau! Tolong ampuni aku....".
Gadis itu tidak bisa berbuat apa- apa. Pria- pria itu terus memukuli gadis itu, ia hanya bisa menahan sakit. Setelah terlalu banyak pukulan- pukulan besi yang dihantamkan kepada gadis itu, ia pun meninggal dunia. Setelah korbannya terbunuh, pria- pria itu pun pergi dan mengubur mayat gadis itu didekat pohon tersebut.
Beberapa tahun kemudian, tempat itu sedah menjadi kawasan perumahan yang cukup bagus untuk orang- orang kaya. Tetapi pohon itu tidak ditebang karena sudah terlalu besar. Disana sekarang ada orang baru yang membeli rumah dikawasan itu bernama Suwarno yang memiliki putri bernama Diana. Diana adalah anak yang selalu ceria. Tetapi belakangan ini sejak mereka pindah kerumah itu, Diana sering mimpi buruk dan juga wajahnya yang ceria berubah menjadi wajah yang muram. Setiap malam, Diana selau bermimpi buruk. Suatu hari, saat Diana hendak pergi tidut, tiba- tibaia membuka pintu rumah dan berlari ke arah pohon besar itu sambil berkata "Tolong ampuni aku! Tolong ampuni nyawaku! Jangan bunuh aku!". Diana terus saja mengatakan itu. Keesokan harinya, ayahnya Suwarno memanggil orang pintar untuk menyembuhkan Diana. Orang pintar itu lalu mengambil segelas air yang telah ia doa- doakan lalu disemburnya air itu ke wajah Diana. Tiba- tiba dari kepala Diana keluar asap berwarna putih yang menjelma menjadi Seorang wanita berbaju putih dan berambut panjang. Ia berkata "Tolong kuburkan jenazahku dengan layak. Tubuhku ada didekat pohon besar itu" ujar hantu tersebut. Setelah menyampaikan pesan, asap putih hilang begitu saja. Dan tiba- tiba Diana kembali seperti semula. Dan warga- warga menguburkan jenazah gadis itu dengan layak.
Langganan:
Postingan (Atom)