Minggu, 18 Maret 2012

Rumah Makan Setan

     Malam itu Farid, Fira dan kedua orang tuanya sedan sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk perjalanan esok hari ke Banyuwangi.Farid membantu ayahnya dan Fira membantu ibunya.
Ibu:"Obat- obatannya jangan sampai ketinggalan ya!".
Fira:"Beres Bu!".
     Memasuki kota Probolinggo, Ayah minta istirahat.
Ayah:"Farid, gantikan ayah menyetir ya!".
Farid:"Ok deh! Siapa takut".
     Kini Farid menggantikan ayahnya menyetir mobil.Ketika tiba dikota Jember, hari telah malam.
Ayah:"Ayo kita istirahat untuk makan malam".
Farid:"Siiiiiiiiip, perutku juga sudah berontak nih!".
Fira:"Huh dasar".
     Mereka berputar- putar mencari rumah makan.Dari kejauhan mereka melihat rumah makan yang ramai. Mobil berjejer- jejer dirumah makan tersebut. Farid mengarahkan mobilnya masuk halaman rumah makan tersebut. Sebenarnya, bangunan itu terlihat seperti bangunan Belanda.
Farid:"Tadi disini banyak mobil".
Ayah:"Mungkin sudah pergi sebelum kita sampai".
Ibu:"Kenapa cepat sekali ya?".
     Farid langsung memarkir mobilnya, dan mereka pun segera turun.
Fira:"Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini".
     Ketika memasuki rumah makan tersebut, Fira melihat langkah Farid, Ayah, dan Ibu kaku.
Fira:"Ibu, Ayah, dan kak Farid kenapa langkahnya seperti robot?".
Ibu:"Siapa yang kaya robot?".
     Ayah segera membuka pintu rumah makan tersebut. Ketika Fira melangkah masuk, tiba- tiba angin dingin menerpa tengkuknya.
Fira:"Kenapa tiba- tiba begini?".
     Fira memperhatikan pengunjung yang berada disana. Wajah- wajah mereka tampak pucat. Tidak ada kesan mereka menikmati makanannya. Tiba- tiba sejumlah kelalawar terbang berkeliling di langit- langit bangunan tua itu. Salah seekor kelalawar menukik tajam ke arah Fira. Gadis itu gelagapan, sehingga menjadi perhatian para pengunjung.
Fira:"Kelalawar itu matanya merah menyala".
     Tak lama kemudian, orang- orang berwajah pucat itu keluar melalui pintu belakang. Ibu, Ayah, serta Farid seakan tidak melihat keganjilan para pengunjung itu, mereka tetap makan dengan lahap.
Ayah:"Apa yang terjadi?".
Fira:"Tidak ada apa- apa ayah. Rumah makan ini ada hantunya!".
     Ayah dan ibunya serta Farid langsung muntah ketika Fira menyebut hantu.Makanan yang keluar dari mulut mereka berubah menjadi cacing kecil dan serangga.
Ayah:"Tunggulah, aku akan membayar makanan ini".
Fira:"Kenapa Ayah, Ibu, dan kak Farid seakan tidak peduli?".
     Anehnya sang ayah tidak menjumpai seorang pelayan pun. Lelaki itu semakin penasaran, ia mencari pelayan yang lain.
Ayah:"Ngak ada orang?".
     Tiba- tiba .....
"toloooooong!!!!!".
Fira:"Ayah?".
     Fira berlari mencari ayah mereka. Lelaki itu tergeletak pingsan didekat pencucian piring yang kotor. Ibu dan Farid menolong ayahnya.
Farid:"Fir, ngapain kamu disitu?".
     Fira tidak menghiraukan panggilan kakaknya. Mata gadis itu tertuju pada sebuah bungkusan plastik berwarna hitam.
Fira:"Banyak tulang belulang! Banyak kecoa!".
     Fira mengambil sebuah kayu untuk mengorek isi bungkusang tersebut.
Fira:"Astaga! Jari manusia!".
     Tiba- tiba mereka mendengar derap kaki orang sedang berbaris dari pintu belakang.
Fira:"Cepat kita keluar dari tempat ini!".
     Ibu dan Farid segera memapah ayahnya. Sedangkan jari- jari yang berada dalam plastik hitam itu berlompatan keluar. Jari- jari itu seakan punya mata dan berlompatan keluar mengejar mereka. Di atas meja- meja makan terlihat banyak tulang dan tengkorak manusia.
Ibu:"Ya Tuhan! Lindungilah kami......".
    Mereka langsung masuk mobil. Farid dengan tangan geretar menstater mobil yang tiba- tiba mogok.
Fira:"Cepat kak!"
     Beberapa saat kemudian, mesin mobil berhasil dihidupkan. Farid langsung tancap gas menggalkan tempat itu. Fira sempat menoleh kebelakang dan ternyata yang terlihat hanyalah puing- puing bekas bangunan. Akhirnya, mereka tidak jadi pergi ke Banyuwangi.

1 komentar:

  1. kamu umur 11 aku 10 punya web tapi bukan dongeng jualan kan dapet uang buka http://tokoritrel.blogspot.com/ profil ku sasuke uciha dah ada rengking kamu ga ada payah

    BalasHapus